10 April 2011

Analisis Kesalahan Berbahasa

KLASIFIKASI KESALAHAN DALAM PENGGUNAAN BAHASA

Corder (dalam Baraja, 1981:12) mengatakan bahwa analisis kesalahan itu mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan teoretis dan tujuan praktis. Tujuan yang bersifat praktis tidak berbeda dengan tujuan analisis tradisional, sedangkan tujuan yang bersifat teoretis ialah adanya usaha untuk memahami proses belajar bahasa kedua. Bagi seorang guru, yang penting menemukan kesalahan itu kemudian menganalisisnya. Hasil analisis sangat berguna untuk tindak lanjut proses belajar-mengajar yang dilakukan.

Dengan memperhatikan tujuan di atas, seorang guru yang akan menerapkan analisis kesalahan tentu hams memiliki pengetahuan kebahasaan yang memadai. Dia harus paham benar tata bahasa yang baku dan berlaku. Misalnya tentang kebakuan pelafalari, tulisan (ejaan), bentukan kata, dan tata kalimatnya. Dalam hal ini guru dihadapkan pada dua persoalan, yaitu apa yang salah dan bagaimana memperbaikinya.

ANALISA KESALAHAN BERBAHASA
1. Kaitan antara pengajaran berbahasa, pemerolehan bahasa, kedwibahasaan, interferensi, dan kesalahan berbahasa.

a. Yang dimaksud dengan pengajaran bahasa pertama dan pengajaran bahasa kedua ialah (1) pengajaran bahasa pertama adalah pengajaran bersifat informal yang titik beratnya pada penguasaan bahasa ibu. (2) Sementara pengajaran bahasa kedua ialah kegiatan pemerolehan bahasa biasanya berlangsung melalui pengajaran bahasa yang bersifat formal yang berlangsung di sekolah, dapat juga berlangsung secara informal.

b. Yang dimaksud dengan pemerolehan bahasa adalah pengajaran bahasa secara alamiah, tidak berencana, tidak disengaja dan tidak disadari. Contohnya anak kecil berumur satu tahun bisa berbicara seperti kakak-kakaknya atau orang tuanya dengan cara meniru dan mendengar.

c. Interferensi ialah terjadinya kekacauan pemakaian bahasa oleh dwibahasawan. Contohnya orang Dayak Ma’anyan tidak mengenal fonem /o/ sehingga dalam bahasa Indonesia sering terjadi kesalahan fonem /o/ diucapkan /u/.

d. Makna istilah dwibahasawan ialah orang menggunakan/menguasai dua bahasa atau lebih, sehingga saling mempengaruhi antara b1 dan b2. Contoh, bahasa Ma’anyan dan bahasa Indonesia (supir, bahasa Ma’anyan) (sopir, bahasa Indonesia).

e. Kesahan bahasa adalah transfer negatif yang menyebabkan timbulnya kesulitan dalam pengajaran b2 akibat dari sistem yang digunakan berlainan dalam penyampaiannya.

f. Kaitan antara pengajaran bahasa, pemerolehan bahasa, kedwibahasaan, interferensi dan kesahan bahasa oleh adanya umpan balik antara kelima unsur itu atau dengan kata lain semua unsur saling berhubungan dan saling berkaitan, sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh.

2. Pengertian dan analisis kesalahan berbahasa.
a. Pendapat pengikut pendekatan komunikatif terhadap kesalahan berbahasa merupakan bagian dari proses belajar mengajar. Ini berarti kesalahan berbahasa adalah bagian yang integral dari pengajaran bahasa, baik pengajaran bahasa bersifat formal maupun informal.

b. Kesimpulan yang diperoleh dari pengalaman guru bahasa di lapangan mengenai kesalahan berbahasa tidak hanya dibuat oleh siswa yang mempelajari bahasa kedua, tetapi juga bagi siswa yang mempelajari bahasa pertama, diibaratkan ikan dengan air. Ikan tidak dapat hidup tanpa air begitu pula kesalahan berbahasa selalu terjadi dalam pengajaran bahasa.

c. Sangat setuju! Alasannya, saya sering mengalami sendiri waktu mengajar saya sudah berusaha mengarahkan siswa menggunakan bahasa Indonesia (b2) tetapi mereka tetap saja menyelingkannya dengan bahasa pertama (b1) atau bahasa ibu.

d. Kaitan antara kesalahan berbahasa dengan tujuan pengajaran bahasa adalah untuk memperkecil kesalahan yang dibuat dalam mempelajari kedua bahasa (b2 maupun b1), bahkan kalau bisa kesalahan itu dihapus sama sekali.

e. Analisis kesalahan berbahasa adalah suatu prosedur kerja yang biasa digunakan oleh peneliti atau guru bahasa, yang meliputi kegiatan mengumpulkan sampel kesalahan, mengidentifikasi kesalahan yang terdapat dalam sampel, menjelaskan kesalahan tersebut, mengklasifikasikan kesalahan itu dan mengevaluasi taraf keseriusan kesalahan itu.

f. Analisis kesalahan berbahasa menurut saya adalah suatu cara atau langkah kerja yang biasa digunakan oleh peneliti atau guru bahasa untuk mengumpulkan data, mengidentifikasi kesalahan, menjelaskan kesalahan, mengklasifikasikan kesalahan dan mengevaluasi taraf keseriusan kesalahan berbahasa.

3. Tujuan dan metodologi analisis kesalahan berbahasa.

a. Kesalahan-kesalahan berbahasa yang dibuat oleh siswa harus dicatat dengan teliti oleh guru karena berdasarkan hasil analisis kesalahan berbahasa tersebut dapat digunakan sebagai dasar dalam memperbaiki komponen proses belajar mengajar berbahasa berikutnya.

b. Data atau kesalahan berbahasa yang telah dibuat siswa diolah dengan cara
(1) mengklasifikasikan jenis kesalahan,
(2) mengurutkan kesalahan berdasarkan frekuinsinya,
(3) menggambarkan letak kesalahan dan memperkirakan penyebab kesalahan,
(4) memperkirakan atau memprediksi daerah atau butir kebahasaan yang rawan kesalahan,
(5) mengoreksi kesalahan atau memperbaiki kesalahan.

c. Yang dimaksud dengan metodologi analisis kesalahan berbahasa adalah suatu prosedur atau langkah-langkah kerja analasis kesalahan berbahasa.

d. Langkah-langkah kerja analisis kesalahan berbahasa berikut
(1) mengumpulkan data kesalahan, maksudnya segala kesalahan yang terjadi di dalam proses pembelajaran baik formal maupun nonformal perlu didata atau dicatat dan dikumpulkan,
(2) mengidentifikasi dan mengklasifikasikan kesalahan, kesalahan yang telah didata diidentifikasi kemudian diklasifikasikan sesuai tingkat keslahannya,
(3) mengurutkan kesalahan berdasarkan frekuinsinya, kesalahan itu dilihat dan diurutkan berdasarkan tingkat keseringan terjadinya kesalahan,
(4) menjelaskan kesalahan, kesalahan yang terjadi setelah diurutkan dijelaskan sebab akibat terjadinya keslahan,
(5) memprediksi tataran kebahasaan yang rawan kesalahan, memperkirakan bidang kebahasaan mana yang sering terjadi kesalahan siswa,
(6) mengoreksi kesalahan, kesalahan yang ada dikoreksi atau diperiksa supaya dapat diambil langkah perbaikan selanjutnya.

e. Tujuan analisis kesalahan berbahasa adalah mencari dan menentukan landasan perbaikan pengajaran bahasa.

4. Pengertian kesalahan, sumber dan penyebab kesalahan.

a. Makna kesalahan berbahasa bila dipandang dari sudut,
 guru, kesalahan berbahasa itu adalah suatu aib atau cacat cela bagi pengajaran bahasa,
 siswa, menandakan bahwa pengajaran bahasa tidak berhasil atau gagal.

b. Makna kesalahan berbahasa yang dijumpai dalam literatur analisis kesalahan berbahasa ialah kesalahan berbahasa itu hanya dikaitkan dengan kaidah bahasa atau tata bahasa saja.

c. Makna sembuyan “Pakailah bahasa Indonesia yang baik dan benar” adalah bahwa pemakaian bahasa Indonesia itu harus mengikuti faktor-faktor penentu dalam berkomunikasi dan istilah tata bahasa.

d. Beda antara kesalahan berbahasa dengan kekeliruan berbahasa adalah kesalahan berbahasa disebabkan oleh faktor pemahaman, kemampuan kompetensi seseorang. Kekeliruan berbahasa terjadi karena lupa atau keliru dalam menerapkan kaidah bahasa, sifatnya tidakpermanen. Persamaannya adalah penyimpangan kaidah bahasa

e. Sumber dan penyebab kesalahan berbahasa dalam pengajaran bahasa kedua maupun bahasa pertama terletak pada perbedaan sistem linguistik bahasa pertama dengan sistem linguistik bahasa kedua.

DAFTAR PUSTAKA
- http://ithasartika91.blogspot.com/2011/04/analisis-kesalahan-berbahasa.html
- http://elyhamdan.wordpress.com/2009/02/10/sekilas-analisis-kesalahan-berbahasa-indonesia/

Tidak ada komentar:

10 April 2011

Analisis Kesalahan Berbahasa

KLASIFIKASI KESALAHAN DALAM PENGGUNAAN BAHASA

Corder (dalam Baraja, 1981:12) mengatakan bahwa analisis kesalahan itu mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan teoretis dan tujuan praktis. Tujuan yang bersifat praktis tidak berbeda dengan tujuan analisis tradisional, sedangkan tujuan yang bersifat teoretis ialah adanya usaha untuk memahami proses belajar bahasa kedua. Bagi seorang guru, yang penting menemukan kesalahan itu kemudian menganalisisnya. Hasil analisis sangat berguna untuk tindak lanjut proses belajar-mengajar yang dilakukan.

Dengan memperhatikan tujuan di atas, seorang guru yang akan menerapkan analisis kesalahan tentu hams memiliki pengetahuan kebahasaan yang memadai. Dia harus paham benar tata bahasa yang baku dan berlaku. Misalnya tentang kebakuan pelafalari, tulisan (ejaan), bentukan kata, dan tata kalimatnya. Dalam hal ini guru dihadapkan pada dua persoalan, yaitu apa yang salah dan bagaimana memperbaikinya.

ANALISA KESALAHAN BERBAHASA
1. Kaitan antara pengajaran berbahasa, pemerolehan bahasa, kedwibahasaan, interferensi, dan kesalahan berbahasa.

a. Yang dimaksud dengan pengajaran bahasa pertama dan pengajaran bahasa kedua ialah (1) pengajaran bahasa pertama adalah pengajaran bersifat informal yang titik beratnya pada penguasaan bahasa ibu. (2) Sementara pengajaran bahasa kedua ialah kegiatan pemerolehan bahasa biasanya berlangsung melalui pengajaran bahasa yang bersifat formal yang berlangsung di sekolah, dapat juga berlangsung secara informal.

b. Yang dimaksud dengan pemerolehan bahasa adalah pengajaran bahasa secara alamiah, tidak berencana, tidak disengaja dan tidak disadari. Contohnya anak kecil berumur satu tahun bisa berbicara seperti kakak-kakaknya atau orang tuanya dengan cara meniru dan mendengar.

c. Interferensi ialah terjadinya kekacauan pemakaian bahasa oleh dwibahasawan. Contohnya orang Dayak Ma’anyan tidak mengenal fonem /o/ sehingga dalam bahasa Indonesia sering terjadi kesalahan fonem /o/ diucapkan /u/.

d. Makna istilah dwibahasawan ialah orang menggunakan/menguasai dua bahasa atau lebih, sehingga saling mempengaruhi antara b1 dan b2. Contoh, bahasa Ma’anyan dan bahasa Indonesia (supir, bahasa Ma’anyan) (sopir, bahasa Indonesia).

e. Kesahan bahasa adalah transfer negatif yang menyebabkan timbulnya kesulitan dalam pengajaran b2 akibat dari sistem yang digunakan berlainan dalam penyampaiannya.

f. Kaitan antara pengajaran bahasa, pemerolehan bahasa, kedwibahasaan, interferensi dan kesahan bahasa oleh adanya umpan balik antara kelima unsur itu atau dengan kata lain semua unsur saling berhubungan dan saling berkaitan, sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh.

2. Pengertian dan analisis kesalahan berbahasa.
a. Pendapat pengikut pendekatan komunikatif terhadap kesalahan berbahasa merupakan bagian dari proses belajar mengajar. Ini berarti kesalahan berbahasa adalah bagian yang integral dari pengajaran bahasa, baik pengajaran bahasa bersifat formal maupun informal.

b. Kesimpulan yang diperoleh dari pengalaman guru bahasa di lapangan mengenai kesalahan berbahasa tidak hanya dibuat oleh siswa yang mempelajari bahasa kedua, tetapi juga bagi siswa yang mempelajari bahasa pertama, diibaratkan ikan dengan air. Ikan tidak dapat hidup tanpa air begitu pula kesalahan berbahasa selalu terjadi dalam pengajaran bahasa.

c. Sangat setuju! Alasannya, saya sering mengalami sendiri waktu mengajar saya sudah berusaha mengarahkan siswa menggunakan bahasa Indonesia (b2) tetapi mereka tetap saja menyelingkannya dengan bahasa pertama (b1) atau bahasa ibu.

d. Kaitan antara kesalahan berbahasa dengan tujuan pengajaran bahasa adalah untuk memperkecil kesalahan yang dibuat dalam mempelajari kedua bahasa (b2 maupun b1), bahkan kalau bisa kesalahan itu dihapus sama sekali.

e. Analisis kesalahan berbahasa adalah suatu prosedur kerja yang biasa digunakan oleh peneliti atau guru bahasa, yang meliputi kegiatan mengumpulkan sampel kesalahan, mengidentifikasi kesalahan yang terdapat dalam sampel, menjelaskan kesalahan tersebut, mengklasifikasikan kesalahan itu dan mengevaluasi taraf keseriusan kesalahan itu.

f. Analisis kesalahan berbahasa menurut saya adalah suatu cara atau langkah kerja yang biasa digunakan oleh peneliti atau guru bahasa untuk mengumpulkan data, mengidentifikasi kesalahan, menjelaskan kesalahan, mengklasifikasikan kesalahan dan mengevaluasi taraf keseriusan kesalahan berbahasa.

3. Tujuan dan metodologi analisis kesalahan berbahasa.

a. Kesalahan-kesalahan berbahasa yang dibuat oleh siswa harus dicatat dengan teliti oleh guru karena berdasarkan hasil analisis kesalahan berbahasa tersebut dapat digunakan sebagai dasar dalam memperbaiki komponen proses belajar mengajar berbahasa berikutnya.

b. Data atau kesalahan berbahasa yang telah dibuat siswa diolah dengan cara
(1) mengklasifikasikan jenis kesalahan,
(2) mengurutkan kesalahan berdasarkan frekuinsinya,
(3) menggambarkan letak kesalahan dan memperkirakan penyebab kesalahan,
(4) memperkirakan atau memprediksi daerah atau butir kebahasaan yang rawan kesalahan,
(5) mengoreksi kesalahan atau memperbaiki kesalahan.

c. Yang dimaksud dengan metodologi analisis kesalahan berbahasa adalah suatu prosedur atau langkah-langkah kerja analasis kesalahan berbahasa.

d. Langkah-langkah kerja analisis kesalahan berbahasa berikut
(1) mengumpulkan data kesalahan, maksudnya segala kesalahan yang terjadi di dalam proses pembelajaran baik formal maupun nonformal perlu didata atau dicatat dan dikumpulkan,
(2) mengidentifikasi dan mengklasifikasikan kesalahan, kesalahan yang telah didata diidentifikasi kemudian diklasifikasikan sesuai tingkat keslahannya,
(3) mengurutkan kesalahan berdasarkan frekuinsinya, kesalahan itu dilihat dan diurutkan berdasarkan tingkat keseringan terjadinya kesalahan,
(4) menjelaskan kesalahan, kesalahan yang terjadi setelah diurutkan dijelaskan sebab akibat terjadinya keslahan,
(5) memprediksi tataran kebahasaan yang rawan kesalahan, memperkirakan bidang kebahasaan mana yang sering terjadi kesalahan siswa,
(6) mengoreksi kesalahan, kesalahan yang ada dikoreksi atau diperiksa supaya dapat diambil langkah perbaikan selanjutnya.

e. Tujuan analisis kesalahan berbahasa adalah mencari dan menentukan landasan perbaikan pengajaran bahasa.

4. Pengertian kesalahan, sumber dan penyebab kesalahan.

a. Makna kesalahan berbahasa bila dipandang dari sudut,
 guru, kesalahan berbahasa itu adalah suatu aib atau cacat cela bagi pengajaran bahasa,
 siswa, menandakan bahwa pengajaran bahasa tidak berhasil atau gagal.

b. Makna kesalahan berbahasa yang dijumpai dalam literatur analisis kesalahan berbahasa ialah kesalahan berbahasa itu hanya dikaitkan dengan kaidah bahasa atau tata bahasa saja.

c. Makna sembuyan “Pakailah bahasa Indonesia yang baik dan benar” adalah bahwa pemakaian bahasa Indonesia itu harus mengikuti faktor-faktor penentu dalam berkomunikasi dan istilah tata bahasa.

d. Beda antara kesalahan berbahasa dengan kekeliruan berbahasa adalah kesalahan berbahasa disebabkan oleh faktor pemahaman, kemampuan kompetensi seseorang. Kekeliruan berbahasa terjadi karena lupa atau keliru dalam menerapkan kaidah bahasa, sifatnya tidakpermanen. Persamaannya adalah penyimpangan kaidah bahasa

e. Sumber dan penyebab kesalahan berbahasa dalam pengajaran bahasa kedua maupun bahasa pertama terletak pada perbedaan sistem linguistik bahasa pertama dengan sistem linguistik bahasa kedua.

DAFTAR PUSTAKA
- http://ithasartika91.blogspot.com/2011/04/analisis-kesalahan-berbahasa.html
- http://elyhamdan.wordpress.com/2009/02/10/sekilas-analisis-kesalahan-berbahasa-indonesia/


Related Post:

Tidak ada komentar: